Kamis, 12 Februari 2015

Short Story

Cerpen yang kali ini saya buat adalah cerita yang mendeskripsikan tentang seorang 'Aku' yang terikat dalam tali perasaan dengan seseorang, semoga kalian menyukainya


Terkisah Aku dan Dia

Biru langit kian memudar, tersertai lembayung oranye pekat, matahari pun terbenam dan segera berganti dengan bulan, pertanda akan malam. Saat itu pertama kalinya aku dan dia terkisah, dia yang aku kenal melalui media membuatku penasaran, dia menceritakan pengalaman bermusik dan musik yang ada pada dirinya. I love musics more than I can say!
Aku melihat pada sebuah foto miliknya, seorang  !@#$%^&* dengan kacamata tebal bulat dipakainya membuat dia terlihat lucu dan menggemaskan, tersenyum lebar dengan mulut yang sedikit terbuka sehingga giginya yang rapi menghiasi senyumnya. Kemudian foto lainnya memperlihatkan dia sedang bernyanyi diatas panggung. How very be carried away I am.
Siang malam, siang malam, siang n dan malam n, apa yang dilakukan? aku dan dia melakukan apa yang setujuan, aku dan dia tak terelakan tiap harinya berbagi pengetahuan tentang musik, itu membuat aku dan dia semakin dekat walau sebenarnya jauh seperti langit dan bumi, bisa menatap panoramanya namun hanya terlihat dari jauh, sangat jauh.
Jarak tempuh kota A ke B mungkin ratusan kilo meter,  itu masih dapat ditempuh seiring adanya waktu. So, jarak bukanlah halangan dan pula tak ada halangan bagi aku dan dia.
Aku dan dia adalah angka, sama sama berangka 1 dan jika di tambah akan menjadi 2, menunjukan dua orang yang berbeda namun serupa. Aku dan dia sama sama berangka 1 dan jika di tambah akan menjadi 1 karna kita serupa dan perbedaan menjadi suatu kesempurnaan.
Sangat ingat suaranya yang khas, dia selalu bernyanyi dialuni petikan gitar,  aku mendengarnya dalam recorder yang dia kirimkan padaku. Suaranya bernyanyi didalam otakku. Aku ingat saat dia membawakan lagu In Waves by Trivium dan lagu ciptaannya In The Rain.
Dia pernah bilang padaku “Im looking for someone like you, who can sing and playing a guitar!” “And I searching it from 4 years ago, and I found you!”.
Bahagia rasanya, dia memperhatikan ku, memperingatkan ku, give me some advice dan memberi ku pengajaran. Satu yang sering dia ucapkan dan selalu ku ingat, “I will never leave you!”.
“But Iam just an ordinary girl!” kata yang sering aku ucapkan padanya, memang benar, kekurangan menyelimuti diriku seakan tak mau memperlihatkan sedikit pun apa yang ada di dalamnya, dan aku menyadari itu.
Rasa bahagiaku datang sepaket dengan rasa takut, berjuta bahagia, berjuta pula rasa takutnya. Bahagia karenanya dan takut apa apa akannya. Aku takut dia bosan, aku takut dia mundur selangkah demi selangkah, aku takut. Ada saatnya dia mulai bosan dan bosan dan mungkin ada saatnya dia mulai lupa, hingga aku terlupakan. Aku takut, dan aku harus menyembunyikan rasa takut ku darinya. Im the Pretender isn’t it?
“Kita dalam apolo berplat 24 JN 4102, disana ramai dan bising oleh suara gemuruh orang orang bercengkrama, tak beberapa lama suara itu mulai tipis, tak terdengar, dan didalam sana lah kita terasa hanya berdua. Tak apa kau menjadi pilot dan aku menjadi penumpang, yang penting kita berada dalam satu ruangan yang sama dan menuju satu tujuan, luar angkasa.”
 “Hei kau, walaupun kita bergebu ingin bertemu sama halnya dengan dua magnet yang terpisah tapi saling tarik menarik, namun tak ada salahnya menggenggam dalam dalam cerita kita di dasar pikiran dan hati, hingga kedua magnet itu menempel satu sama lain.”
Sedikit geli terdengar,jika bisa aku ingin kita terus bersama, selamanya? mungkin saja. Selamanya itu lama, bisa kah kita selamanya? Tuhan tahu jawabannya.
 

Please leave for comment, impression and criticism also reaction

Tidak ada komentar:

Posting Komentar